Senin, 10 Juni 2013

Analisis Perbatasan

Diposting oleh Fransisca Novianti Panadi di 05.35 0 komentar
Kalimantan dan Sulawesi

Pembangunan di wilayah perbatasan memprihatinkan

 

Kendati Pemprov Kaltim sudah menggelontorkan anggaran miliaran rupiah, ternyata pembangunan infrastruktur di Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia masih memprihatinkan.

Bahkan, kecamatan Krayan Selatan yang dianggap kawasan blank spot, pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia itu juga baru terserap 33 persen.

“Pemkab Nunukan telah melakukan upaya lelang terbuka, terhadap sejumlah program pembangunan sabagaimana ketentuan yang berlaku. Namun sayangnya pemenang tender malah tidak mampu melaksanakan pembangunan tepat waktu,” kata anggota DPRD Kaltim Masittah, Senin (13/5/2013).

Untuk Kabupaten Nunukan, dianggarkan dari APBD Kaltim tahun 2012 sebesar Rp85 miliar. Selain pembangunan infrastruktur jalan yang sangat dibutuhkan masyarakat perbatasan, pembangunan sarana komunikasi juga sangat penting.

Kondisi ini tentu menimbulkan keprihatinan mengingat kawasan perbatasan sangat perlu pembangunan infrastruktur. Jika anggaran tersebut tidak terserap, tentu akan kembali ke kas daerah sebagai Silpa (Sisa lebih penggunaan anggaran).

Kemudian, peningkatan Jalan Atap-Kunyit sepanjang 13 kilometer hanya terealisasi 30 persen dan sertifikasi lahan pertanian 23 persen.

Selain masalah BTS, penyerapan anggaran di beberapa item pembangunan juga masih nol persen. Parahnya, progam peningkatan Jalan Bhayangkara Atap-Sembakung realisasi fisiknya nol persen. Padahal, alokasi anggaran untuk proyek tersebut sebesar Rp 2,45 miliar.

Program lain yang tidak mampu direalisasikan atau nol persen realisasi fisiknya adalah proyek peningkatan jalan di Mansalong, peningkatan Jalan Pembeliangan, pembangunan badan Jalan Long Bawan-Long Layu, dan peningkatan Jalan Tanjujng Batu-SMK Nunukan.

sumber : 

Sindonews.com

 

 

 

Hellow!! WELCOME TO MY BLOG Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea